Banda Aceh – Meuseuraya Festival 2025, ajang kolaborasi akbar yang digagas Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Aceh, resmi ditutup pada Minggu malam (28/9) di Balee Meuseuraya Aceh (BMA). Minggu (28/9)
Festival yang berlangsung sejak 24 September ini menuai kesuksesan besar, ditandai dengan lonjakan pengunjung hingga lebih dari 11 ribu orang dan capaian total transaksi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang menembus angka fantastis, hampir Rp2,5 miliar.
Kepala Perwakilan BI Provinsi Aceh, Agus Chusaini, menutup acara yang mengusung tema “Kolaborasi Meningkatkan Daya Saing Aceh melalui Ekonomi dan Keuangan Syariah yang Inklusif, Digital, dan Berkelanjutan.” Kehadiran perwakilan Gubernur Aceh, unsur Forkopimda, serta pimpinan daerah lainnya menegaskan posisi festival ini sebagai Strategic Flagship Event (SFE) yang krusial untuk memperkuat Ekonomi dan Keuangan Syariah (EKSyar) di Tanah Rencong.
UMKM Naik Kelas Lewat Digitalisasi dan Transaksi QRIS
Selama lima hari, Meuseuraya Festival 2025 menjadi pusat pergerakan ekonomi dan kreativitas. Lebih dari 17 agenda utama digelar, mulai dari expo, business matching, hingga kompetisi seni-edukasi.
Capaian festival ini benar-benar mencerminkan antusiasme masyarakat:
* Transaksi Non-Tunai Dominan: Dari total transaksi UMKM yang hampir menyentuh Rp2,5 miliar, tercatat lebih dari 70 ribu transaksi, yang sebagian besar dilakukan secara non-tunai melalui QRIS. Hal ini menunjukkan semakin kuatnya adopsi digitalisasi di Aceh.
* Dukungan Modal Usaha: Terjadi business matching yang berhasil menyalurkan pembiayaan perbankan kepada UMKM sebesar Rp1,45 miliar, sebuah kontribusi nyata dalam mendorong UMKM naik kelas.
* Partisipasi Luas: Expo dan Bazaar UMKM diikuti oleh 120 pelaku usaha, didukung oleh 11 perbankan dan 5 instansi pemerintah daerah.
* Edukasi dan Kreativitas: Lebih dari 1.000 peserta mengikuti forum dan talkshow EKSyar, sementara 744 peserta berkompetisi dalam 6 lomba kreatif-edukatif, seperti QRIS Hip-Hop Competition dan Lomba Tari Ratoh Jaroe.
Semangat “Meuseuraya” dan Masa Depan Ekonomi Aceh
Dalam sambutannya, Agus Chusaini menekankan bahwa kesuksesan ini adalah hasil dari sinergi dan kolaborasi, atau yang dalam bahasa Aceh disebut “meuseuraya” (gotong royong).
“Festival ini bukan sekadar agenda tahunan, tetapi momentum penting untuk memperkuat ekosistem ekonomi syariah, menggali potensi, dan memperlihatkan budaya Aceh sebagai kekuatan ekonomi kreatif dan pariwisata yang bernilai tinggi,” ujar Agus.
Lebih lanjut, ia memastikan bahwa semangat meuseuraya akan terus dihidupkan melalui program sinergi lanjutan bersama Pemerintah Aceh. Fokusnya meliputi pengembangan Zona KHAS (Kuliner Halal, Aman, dan Sehat), Aceh Ramadhan Festival, penguatan digitalisasi, serta pelatihan sektor pertanian untuk mendukung ketahanan pangan dan potensi ekspor produk unggulan Aceh.
Bank Indonesia berharap Meuseuraya Festival 2025 dapat menjadi fondasi jangka panjang yang kokoh, memperkuat posisi Aceh sebagai pusat ekonomi syariah nasional dan kunci peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Bank Indonesia Provinsi Aceh, Anda dapat mengunjungi akun Instagram resmi @bank_indonesia_aceh.