Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

TDMRC USK Bekali Komunikasi Sains 40 Peneliti Muda Kebencanaan Indonesia-Jepang

Senin, 23 Januari 2023 | 13.07 WIB Last Updated 2023-01-23T06:07:33Z
Banda Aceh - Pusat Riset Kebencanaan Universitas Syiah Kuala atau Tsunami Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) membekali ilmu komunikasi sains kepada 40 peneliti muda kebencanaan dari Jepang dan Indonesia.

Program pelatihan internasional yang bernama Young Pro – DRR tersebut dimulai sejak tanggal 17 – 20 Januari 2023 di Gedung TDMRC USK, Banda Aceh, Senin (23/01/2023).

Ketua Panitia kegiatan ini Haekal A. Haridhi, Ph.D menjelaskan, Young Pro – DRR merupakan program pelatihan internasional yang mendapat dukungan dari UNESCO dan the Japanese Fund-In-Trust. Program ini mengangkat tema, “Science communication strategies in disaster risk reduction (tsunami)”.

“Jadi pelatihan ini lebih fokus pada mengkomunikasikan sains untuk pengurangan risiko bencana,” ucapnya.

Oleh sebab itu, ada lima modul yang dibahas dalam program pelatihan ini. Seperti mitigasi tsunami, manajemen pengetahuan kebencanaan, inovatif project dan bagaimana mengkomunikasikan sains dengan berbagai chanel yang ada untuk pengurangan risiko bencana.

“Semua materi tersebut disampaikan oleh narasumber yang merupakan peneliti atau profesor ternama di dunia dari Indonesia, Jepang, dan Argentina yang menekuni bidang tersebut,” ucapnya.

Adapun para peserta yang mengikuti program ini berasal dari berbagai latar belakang. Di antaranya, kurator museum, mahasiswa, fresh graduation, penggiat kebencanaan dan lainnya. Para peserta tersebut merupakan mereka yang telah terpilih dari 100 orang yang mendatar.

“Jadi 40 orang ini terpilih atau eligible untuk mengikuti program Young Pro – DRR ini,” ucapnya.

Kepala TDMRC USK Prof. Dr. Syamsidik, S.T., M. Sc mengatakan, program Young Pro ini merupakan upaya TDMRC USK untuk membentuk generasi muda yang mampu melanjutkan program pengurangan risiko bencana, dari berbagai disiplin ilmu atau bidang pekerjaan.

Karena sebelumnya, ucap Syamsidik, TDMRC USK telah banyak melakukan program upaya keberlanjutan ini. Misalnya, menginisiasi mata kuliah kebencanaan dan lingkungan, membentuk Fasilitator Tangguh Bencana (FASTANA), dan melakukan beberapa project lainnya di sekolah.

“Jadi TDMRC terus berupaya untuk memastikan upaya pengurangan risiko bencana itu berkelanjutan. Caranya dengan membentuk kelompok muda, karena mereka lebih muda diterima oleh masyarakat,” ucapnya.

Wakil Rektor I USK Prof. Dr. Ir. Agussabti, M.Si dalam sambutannya saat menutup kegiatan ini mengatakan, pimpinan universitas sangat menyambut baik terlaksananya program pelatihan ini. Dirinya menilai, perguruan tinggi sudah semestinya mengambil peran penting dalam upaya-upaya pengurangan risiko bencana.

“Jadi kami sangat mengapresiasi keterlibatan peneliti muda ini. Mudah-mudahan hal ini dapat kian mendorong upaya pengurangan risiko bencana di Aceh dan Kawasan Samudera Hindia,” ucapnya.

Pada tahapan selanjutnya, UNESCO dan TDMRC USK akan menyeleksi 40 peserta training tersebut untuk ikut dalam kompetisi sebagai Young Professional Champion in Disaster Risk Reduction (Young PRO DRR 2022). Proses seleksi tersebut akan berlangsung dari tanggal 23-27 Januari 2023 dan akan memilih 3 juara Young Pro DRR. Juri dalam kompetisi internasional ini akan berasal dari para peneliti kebencanaan Indonesia, Jepang, Australia, dan Argentina. Para pemenang akan berhak mendapatkan sejumlah penghargaan dan hadian dari UNESCO, TDMRC USK dan The Japanese Funds-in Trust. (*)

News

Kabar Aceh

×
Berita Terbaru Update