Penjaringan aspirasi tersebut dilakukan melalui kegiatan bimbingan teknis dan sharing session bersama KPI Aceh, di Banda Aceh, Senin (26/9/2022).
Ketua KPI Pusat Agung Suprio mengatakan, pertemuan pihaknya dengan KPI Aceh hari ini ingin mengetahui persoalan penyiaran di Aceh baik televisi maupun radio. Serta menampung aspirasi terkait dengan rencana revisi UU Penyiaran.
“Kami catat semuanya untuk nanti kami berikan kepada DPR,” kata Agung Suprio.
Selain itu, kata Agung, pihaknya ke Aceh juga sekaligus untuk melakukan koordinasi dengan KPI Aceh terkait dengan rencana pemberian anugerah penyiaran Aceh.
“Kami mensupport rencana pemberian anugerah itu, kami ke Aceh juga merupakan bagian dari kolaborasi menuntaskan banyak isu,” ucapnya.
Sementara itu, Komisioner KPI Aceh Faisal Ilyas mengatakan, pihaknya menyambut baik penjaringan tersebut supaya teman-teman KPI Pusat bisa mendengarkan langsung kegelisahan di daerah.
“Banyak dinamika di daerah kemudian, kita harap ada gagasan baru dan pokok pikiran untuk mewarnai revisi UU penyiaran yang sedang dirancang DPR. KPI Pusat sebagai perpanjangan KPI di daerah,” tutur Faisal.
Selain itu, kata Faisal, Aceh sendiri saat ini memang sedang menggalakkan pertemuan dengan berbagai pihak dalam rangka membahas rencana Qanun Penyiaran.
“Kita terus berinisiatif membuat pertemuan, karena perjalanan masih jauh dan masih punya ruang sebelum masuk RDPU di DPRA. Karena qanun penyiaran Aceh ini usernya adalah televisi dan radio,” ucapnya.
Dalam kesempatan ini, Faisal juga menuturkan bahwa KPI Aceh bakal menggelar award kepada lembaga penyiaran di Aceh yakni televisi dan radio. Kegiatan ini merupakan kali perdana dilaksanakan dalam sejarah KPI di Aceh, dan ini sebagai bentuk apresiasi kepada lembaga penyiaran.
“KPI Aceh award untuk lembaga penyiaran yang memberikan konten terbaik. Sehingga akhirnya kita bisa menjaga generasi dari informasi yang ditayangkan,” pungkas Faisal. (*)
