“Kita berharap tidak ada kejadian yang membuat pengunjung diobjek wisata wilayah Aceh Besar menjadi korban,” tegas Ketua Komisi I DPRK Aceh Besar yang membidangi pemerintah dan hukum, Jum’at 26 Agustus 2022.
Permintaan ini disampaikan Nabhani akrab disapa Pak Bhen ini buntut dari insiden meninggalnya pengunjung di tempat wisata laut Lhoknga, dan wisata pemandian Brayeun Leupung. Menurutnya, hal ini harus menjadi perhatian serius Pemkab Aceh Besar terutama dinas terkait.
Apalagi dalam suasana liburan, pengunjung objek wisata biasa bertambah banyak dari hari-hari libur biasa. Oleh sebab itu, Ia meminta sistem pengamanan dan keamanan objek wisata tersebut harus lebih dijaga ekstra ketat, terlebih pada tempat-tempat yang berisiko atau rawan kecelakaan.
“Di Aceh Besar banyak terdapat beragam objek wisata, di antara berupa pantai, alam pegunungan yang kesemua itu bisa menimbulkan risiko bila pengunjung tidak berhati-hati dan pengelolanya kurang memberi petunjuk,”ujar Pak Bhen.
“Kami meminta dinas terkait bisa mengingatkan dan mengimbau kepada semua pengelola objek wisata di Aceh Besar agar memperhatikan fasilitas keamanan dan keselamatan. Ini penting untuk selalu ada pada setiap objek wisata,”harap Pak Bhen.
Terlebih, menurut Pak Bhen di wilayah Aceh Besar banyak sekali wisata air dan pegunungan yang dianggap rentan terhadap insiden alam. Sehingga diperlukan SDM yang terlatih dalam pengamanan dan memperhatikan keselamatan pengunjung.
Dari sisi keamanan, pengelola wisata wajib menyiapkan perangkat keselamatan. Misalnya, menyiapkan pihak keamanan, petugas medis, memberi tanda pada setiap zona yang dinyatakan berbahaya, dan juga memperhatikan fasilitas penunjang lainnya.
Tak kalah penting yakni memperhatikan kenyamanan bagi wisata yang datang untuk selalu menghimbau untuk berhati-hati.
“Kabupaten Aceh Besar merupakan daerah tujuan wisata. Hal itu menjukan jika objek wisata di Aceh Besar banyak diminati. Untuk itu, Pemkab Aceh Besar harus meminta kerja sama yang baik dari setiap pengelola pariwisata soal pelayanan dan keselamatan,” harap Pak Bhen(*)
