BANDA ACEH – Gubernur Aceh merespons cepat keluhan masyarakat terkait melonjaknya harga semen di pasaran dalam dua hari terakhir. Kenaikan harga yang dinilai tidak wajar ini memicu kekhawatiran masyarakat, terutama di tengah upaya pemulihan pasca-bencana.
Juru Bicara Pemerintah Aceh, Muhammad MTA, mengungkapkan bahwa berdasarkan pantauan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Indag) Aceh, harga semen di tingkat toko melonjak drastis hingga menyentuh angka Rp70.000 - Rp80.000 per sak. Padahal, harga normal hanya berkisar antara Rp62.000 - Rp64.000.
"Bahkan di beberapa kabupaten/kota, ada laporan harga mencapai Rp90.000 per sak. Ini sudah sangat tidak wajar," kata Muhammad MTA dalam keterangannya, Sabtu (21/12).
Produksi Sempat Terhenti Akibat Banjir. Menindaklanjuti arahan Gubernur, Pemerintah Aceh telah berkomunikasi langsung dengan pihak manajemen Semen Andalas. Diketahui bahwa kenaikan harga tersebut bukan berasal dari kebijakan pabrik.
Pihak Semen Andalas Lhoknga menjelaskan bahwa produksi sempat terhenti sementara akibat bencana banjir yang menyebabkan aliran listrik mati. Karena tidak adanya mesin genset cadangan berkapasitas besar, proses pengemasan pun terkendala.
700 Ton Semen Mulai Didistribusikan
Kabar baiknya, sejak Jumat malam, pabrik Semen Andalas sudah kembali beroperasi normal. Saat ini, proses pengemasan dan distribusi terus dikebut untuk menstabilkan stok di pasar.
* Distribusi: Sekitar 700 ton semen sudah mulai dikirim ke toko-toko.
* Kapasitas: Pabrik mampu memproduksi hingga 5.000 ton per hari.
* Intervensi: Pihak pabrik melalui agen resmi telah menginstruksikan distributor agar tidak menaikkan harga.
Gubernur Minta Kawal Harga
Gubernur Aceh menegaskan agar semua pihak, termasuk Semen Indonesia, proaktif mengawasi rantai distribusi. Ia meminta oknum pedagang tidak melakukan "permainan harga" yang menyulitkan rakyat.
"Gubernur berharap ada pengawalan ketat terhadap jaminan harga. Jangan sampai masyarakat yang sedang menghadapi musibah bencana semakin terbebani oleh harga material yang mahal," tutup MTA.