Banda Aceh - Dalam rangka mendukung penyelenggaraan PON Aceh-Sumut 2024, Bank Indonesia Provinsi Aceh berupaya mendorong digitalisasi sistem pembayaran khususnya melalui pemanfaatan QRIS sebagai alat pembayaran yang Cepat, Mudah, Murah, Aman, dan Handal (CeMuMuAH) di berbagai sektor mulai dari transportasi, pariwisata, tempat ibadah, UMKM, dan sektor strategis lainnya.
"Hingga Maret 2024, telah terdapat 549.101 user QRIS dengan jumlah merchant QRIS 146.931 merchant di Provinsi Aceh dan diprakirakan akan terus meningkat sejalan dengan makin diterimanya pemanfaatan QRIS di kalangan masyarakat dan merchant." ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh, Rony Widijarto P. dalam kegiatan Bincang - bincang media di Auditorium, KPw BI Provinsi Aceh dengan nuansa Talkshow yang mengangkat tema “Dampak PON terhadap Perekonomian Aceh serta Kondisi Terkini Persiapan PON dan Strategi Digitalisasi”.
Acara ini menghadirkan 4 narasumber yaitu Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh, Rony Widijarto P., Direktur Dana dan Jasa Bank Aceh Syariah, M. Hendra Supardi, Deputi IBGR Bank Syariah Indonesia, Saiful Musadir, dan Pemerintah Aceh yang diwakili oleh Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Aceh, Marzuki.
Lanjutnya penyelenggaraan PON 2024 di Aceh tentunya akan memberikan dampak yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikonfirmasi oleh berbagai kajian bahwa penyelenggaraan event olahraga baik level nasional, regional, hingga internasional mampu memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian bagi penyelenggara event tersebut.
"Sebagai contoh, penyelenggaraan PON 2021 di Papua dengan dana mencapai hingga Rp3,5 triliun berpotensi meningkatkan PDRB hingga 1,1% dan potensi total pembelian pengunjung diprediksi mencapai Rp32,58 Miliar. Melihat dampak ekonomi tersebut, dukungan dari semua pihak perlu didorong sehingga dampaknya dapat optimal terhadap perekonomian Aceh." sebut Rony.
Agar penyelengaraan PON Aceh-Sumut 2024 dapat berjalan dengan lancar dan berdampak optimal terhadap ekonomi, diperlukan persiapan yang matang khususnya pada beberapa sektor strategis seperti Konstruksi, Transportasi dan Pergudangan, Akomodasi Makanan dan Minuman, serta Perdagangan.
"Seluruh pihak perlu saling bersinergi guna mempersiapkan berbagai infrastruktur fisik (sarana olahraga, akomodasi, dan transportasi) maupun non fisik (sistem pembayaran, kemudahan bertransaksi, kesiapan UMKM, dsb) pendukung PON Aceh-Sumut 2024,” ujar Rony.
Selain pemanfaatan QRIS, Bank Indonesia Provinsi Aceh juga terus melakukan sinergi dengan perbankan guna menyiapkan berbagai infrastruktur pembayaran lainnya seperti mesin ATM dan mesin EDC, "serta memastikan ketersediaan uang Rupiah tetap aman dan terpenuhi di tengah penyelenggaraan PON Aceh-Sumut 2024." terang Rony.
Sementara Marzuki mengatakan, Pemerintah Aceh juga turut mendukung persiapan penyelenggaran PON Aceh-Sumut 2024 melalui percepatan pembangunan infrastruktur PON serta menyiapkan produk-produk UMKM Aceh melalui pengemasan produk yang lebih baik.
"Persiapan tersebut diharapkan dapat memberikan kesan yang baik terhadap Aceh selama penyelenggaraan PON sehingga dampak ekonomi dari penyelenggaraan PON akan tetap berlanjut meski penyelenggaraan PON telah selesai.” pungkasnya.
Sementara itu, perbankan (BSI dan Bank Aceh) juga berkomitmen untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan selama penyelenggaraan PON Aceh-Sumut 2024 sehingga kebutuhan sistem pembayaran dan layanan perbankan selama penyelenggaran event tersebut dapat terjaga. Selain itu, perbankan juga turut mempersiapkan kesiapan infrastruktur pendukung pembayaran seperti ATM, QRIS, mesin EDC, dan sebagainya.
"Serta meningkatkan keamanan transaksi melalui penguatan sistem IT (Information & Technology). Perbankan juga terus berupaya mendorong akseptasi merchant dan masyarakat terhadap penggunan alat pembayaran non-tunai seperti QRIS agar ekosistem pembayaran non-tunai di Aceh semakin kuat." tutupnya.