Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Kenali Benda Sejarah, Siswa MAS Ulumul Qur’an Karya Wisata ke Museum Negeri Gayo, Loyang Mendale dan Legenda Puteri Pukes Takengon

Kamis, 06 Oktober 2022 | 12.22 WIB Last Updated 2022-10-06T05:30:11Z
Takengon - (MAS Ulumul Qur’an). Untuk lebih mengenali budaya lokal, peserta didik kelas XII (Dua Belas) sebanyak 30 orang melakukan karya wisata, Rabu (05/10/2022).

Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang di rancang terlebih dahulu oleh pendidik dan setelah melakukan karya wisata ini diharapkan peserta didik membuat laporan yang nantinya akan di dampingi oleh guru mata pelajarannya.

Cut Henawasih, S.Pd guru Sejarah mengatakan pengalaman belajar yang menyenangkan tidak hanya bisa diperoleh di ruang kelas, perlu metode belajar karya wisata, hal ini dilakukan untuk mengurangi kejenuhan peserta didik belajar di dalam kelas, karena peserta didik dapat mengunjungi dan mengamati objek secara langsung. 

“Tahun ini peserta didik kami bisa mengunjungi tiga tempat sekaligus, Museum Negeri Gayo, Loyang Mendale dan Gua Puteri Pukes” ungkapnya.

Tempat yang pertama kali di kumjungi adalah Museum Negeri Gayo, koleksi nya berupa benda-benda peninggalan sejarah dan pra-sejarah Gayo yang ditemukan di Loyang Mendale dan Ujung Karang oleh peneliti Balai Arkeologi Medan. Benda-benda tersebut antara lain berupa peninggalan artefak dan ekofak dari kehidupan pra-sejarah pada masyarakat Gayo.

Sementara tempat yang ke dua yang di kunjungi adalah Loyang Mendale, di sana terdapat fosil-fosil manusia purba. 

Dan tempat yang terakhir di kunjungi  adalah Gua Puteri Pukes di mana Puteri Pukes adalah legenda yang terdapat di daerah Dataran Tinggi Gayo, yang menceritakan tentang kisah seorang Puteri yang berubah menjadi batu.

Zuyyina, S. Pd.i., M. Pd, Kepala MAS Ulumul Qur’an memberikan apresiasi kepada pendidik yang mengembangkan pembelajaran dengan metode inovatif, salah satunya dengan menggunakan metode belajar Karyawisata. 
“Karya wisata bukan sekadar rekreasi untuk menghilangkan kepenatan, melainkan untuk belajar mengeksplorasi pengetahuan sejarah dengan cara yang lebih menyenangkan,” terangnya.

“Dalam proses belajar mengajar peserta didik perlu diajak keluar sekolah, untuk mengamati objek benda sejarah untuk memperoleh pengalaman langsung dari objek yang dilihatnya,” ungkapnya.

Selain Belajar Sejarah, secara bersamaan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia Wakiat Tanufus juga melakukan kegiatan yang sama dengan materi Text Sejarah dan juga Legenda Puteri Pukes.
Salah seorang peserta didik Lasmita mengaku senang bisa mengetahui langsung bentuk sebuah benda bersejarah  yang ada di museum. 

Terlebih lagi kami di dampingi dan diberikan penjelasan tentang benda-benda yang ada di museum oleh petugast, sehingga kami lebih mengenal benda bersejarah terkait perjuangan zaman dulu," ungkapnya. 

Selain itu Lasmita mengaku merasa puas karena selain mengunjungi tempat bersejarah juga melihat secara langsung tempat legenda Puteri Pukes.

Turut serta dalam kegiatan ini Wakil Kepala Bidang Kesiswaan  (Heru Alfisyahrin, S. Pd)  Kepala Perpustakaan (Juliwan Mafazan), Kepala Lab. Komputer ( Widya Sari, S. Pd) dan Guru Mata pelajaran Ekonomi (Irmayurni, SE).(*)
 

News

Kabar Aceh

×
Berita Terbaru Update