Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Aceh Hijau dan UNICEF Latih 25 Fasilitator Muda Untuk Program Peulara Banda Aceh

Minggu, 10 Juli 2022 | 10.47 WIB Last Updated 2022-07-12T13:56:29Z
Banda Aceh - Yayasan Aceh Hijau melaksanakan pelatihan Fasilitator Muda yang berlangsung selama lima hari pada tanggal 2-7 Juli 2022 di Riverside Resort, Lhok Nga Aceh Besar. 

Pelatihan ini merupakan bagian dari kegiatan Program PEULARA kerjasama Yayasan Aceh Hijau dengan UNICEF dan Pemerintah Aceh. 

Diinisiasi di 3 kab/kota (Banda Aceh, Sabang, Aceh Singkil) pada tahun 2021, Program PEULARA bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan pengorganisasian remaja agar dapat berkontribusi aktif dalam pembangunan, terutama untuk isu-isu yang berkaitan dengan remaja dan atau berdampak terhadap mereka.  

Di tahun ini, program ini dilanjutkan di 3 kab/kota intervensi sebelumnya serta di 2 kabupaten baru yaitu- Bener Meriah dan Aceh Tengah.

Dalam sambutan pembukaan pelatihan. Direktur Yayasan Aceh Hijau, Syarifah Marlina AlMazhir, menyampaikan potensi dan tantangan yang di hadapi remaja serta perlunya peran dan dukungan berbagai pihak untuk mendukung remaja agar dapat menjadi warga yang aktif. 

Syarifah mengatakan bahwa menurut data statistik tahun 2021, jumlah remaja (usia 10 – 19 tahun) di Provinsi Aceh mencapai 960.486 jiwa; hampir 20% dari total jumlah populasi Aceh. 

"Bahwa jumlah yang signifikan ini merupakan potensi besar apabila remaja dapat berkontribusi aktif dalam pembangunan; namun juga dapat menjadi tantangan apabila tidak ada upaya strategis untuk mendukung dan membuka ruang partisipasi yang bermakna bagi mereka." tegasnya.

Syarifah menambahkan bahwa remaja juga mengalami tantangan tersendiri; dimana di usia ini, mereka mengalami transisi dengan perubahan fisik, mulai berinteraksi dengan lawan jenis, dan memiliki kecendrungan merasa rendah diri. 

"Kita melihat dalam kehidupan bermasyarakat, remaja seringkali tidak dilibatkan, karena ia dianggap anak-anak yang masih labil. Sementara, dalam keluarganya ia dianggap sudah ‘besar’. Kondisi tersebut diatas membuat para remaja merasa tidak diterima dan mendapatkan ruang gerak yang cukup. Seharusnya pada masa inilah ia mendapatkan dukungan dan kepercayaan dari keluarga dan orang-orang sekitar untuk bisa mengekspresikan dirinya. Selain itu, orang dewasa juga berperan penting untuk mendukung dan mendampingi para remaja untuk terus berkembang menjadi pribadi yang aktif, peduli dan kreatif untuk  menjadi pelopor yang berkontribusi aktif dalam pembangunan, terutama untuk desa mereka sendiri." ungkapnya.

Mengakhiri sambutannya, Syarifah menggarisbawahi bahwa keikutsertaan remaja dalam forum masyarakat dapat memberikan pandangan yang berbeda dari persepsi orang muda, baik tentang isu-isu yang dibahas, maupun kebutuhan mereka sebagai masyarakat desa. Selain itu, pelibatan remaja dalam forum pengambilan keputusan secara tidak langsung melatih para remaja untuk menjadi pemuda tangguh yang kritis dan berani menyampaikan pandangannya dalam ruang publik dan berkontribusi dalam pengambilan keputusan. 

“Para remaja yang mendapat dukungan dan diberi kesempatan dengan baik dalam tumbuh kembangnya akan menjadi aset berharga bagi bangsa. Mereka akan menjadi penggerak kemajuan dan pemimpin di masa depan. Begitu juga sebaliknya, remaja yang tidak memperoleh lingkungan yang mendukung akan menjadi ancaman dan menciptakan generasi yang apatis." pungkasnya.

Senada dengan Direktur Aceh Hijau, Kepala Bidang Perlindungan Anak Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Provinsi Aceh, Ibu Amrina Habibi SH, MH dalam sambutannya menjelaskan bahwa setiap anak (termasuk remaja) memiliki potensi dan mereka merupakan penerus dan pemilik negeri ini yang harus didukung.

“Yang harus kita ketahui, tidak ada remaja yang bodoh ini hanya masalah cara pandang seseorang saja, karena masa remaja adalah masa yang asik dan anak – anak harus selalu didukung untuk bisa terus bertumbuh serta memberi ruang kemudahan kepada mereka untuk dapat menggapai mimpinya”. pungkasnya.

Pada kesempatan tersebut, beliau juga mengucapkan terimakasih kepada Yayasan Aceh Hijau dan UNICEF untuk dukungannya. 

“Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Aceh Hijau dan UNICEF yang sudah mendukung penuh kegiatan PEULARA di tahun ini, selanjutnya kepada semua fasilitator harus tetap solid sebagai sebuah lingkaran dan tidak berhenti hanya di pelatihan, tetapi kami menunggu aksi dan peran kalian secara nyata." ungkapnya.

Sementara itu, Spesialis Perlindungan Anak UNICEF, Asep Zulhijar, menggarisbawahi pentingnya memastikan agar keterlibatan anak (remaja) tidak hanya sekedar partisipasi dalam bentuk keikutsertaan dalam kegiatan namun keterlibatan aktif termasuk dalam merencanakan dan menginisiasi kegiatan bersama dengan orang dewasa.

Setelah menyelesaikan seluruh rangkaian pelatihan, para fasilitator muda  mengapresiasi materi dan proses pelatihan, sebagaimana diungkapkan oleh Syarifah Zahra Salsabila.

"Susunan pelatihan ini sangat terstruktur dan menghadirkan pemateri yang professional di bidangnya. Saya berterimakasih mendapatkan kesempatan untuk ikut dalam pelatihan ini." ucapnya.
 
Para fasilitator muda ini juga bersemangat dan merasa siap untuk mulai menginisiasi dan mendampingi lingkar remaja di 10 desa di kota Banda Aceh yang menjadi sasaran program. 
 
Dalam pelatihan yang menggunakan pendekatan gabungan outdoor dan indoor itu, para fasilitator muda mendapatkan beragam materi, diantaranya tentang isu dan potensi anak remaja, cara bekerja dengan remaja, prinsip dan kebijakan perlindungan anak, Kebijakan Kesetaraan Gender dan Perlindungan Eksploitasi dan Perilaku Salah Seksual (PEPSS), Pengurangan Resiko Bencana, Manajemen Konflik, serta pengenalan panduan dan media belajar untuk fasilitasi lingkar remaja (Adolescent kit). 

Peserta juga dibekali dengan keterampilan menyusun perencanaan, memfasilitasi pertemuan dan pelatihan, memetakan stakeholder, serta ‘public speaking’. Di hari terakhir para fasilitator muda ini juga mengikuti kegiatan outbond untuk penguatan kerjasama tim dan kesempatan menampilkan bakat minat di malam apresiasi. 

Pada penutupan kegiatan pelatihan, Project Manager Program PEULARA Yayasan Aceh Hijau, Maulina sari, menyampaikan rasa optimisnya terhadap para fasilitator muda. 

“Setelah melihat semangat belajar, kerjasama tim, dan perkembangan selama pelatihan, saya yakin para fasilitator muda ini akan mampu mendampingi para remaja yang terlibat di Lingkar Remaja nantinya. Kami juga berharap dukungan dari aparatur desa dan warga masyarakat agar program ini dapat berjalan efektif dan remaja dapat menjadi ‘agen perubahan’ di desa sebagaimana menjadi cita - cita kita bersama." ujarnya.

Maulina menyampaikan bahwa pelatihan yang sama juga akan dilaksanakan di kabupaten Aceh Singkil, Bener Meriah, dan Aceh Tengah dalam beberapa minggu mendatang.

News

Kabar Aceh

×
Berita Terbaru Update