Ketua DPRK Aceh Besar Iskandar Ali, M.Si, mengisi Kuliah Umum Wawasan Kebangsaan di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh, di aula kampus ISBI Aceh, Kota Jantho, Selasa 7 Juni 2022. |
Hal tersebut disampaikannya saat mengisi Kuliah Umum Wawasan Kebangsaan di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh.
Kuliah umum yang mengangkat tema “Pererat Persatuan dan Kesatuan dengan Kebhinekaan” berlangsung di aula ISBI Aceh, Kota Jantho, Selasa 7 Juni 2022.
“Bicara wawasan kebangsaan dan wawasan nusantara, saat ini Indonesia terjepit di dua blok di Asia Pasifik. Di mana negara super power Amerika Serikat masih berusaha mempertahankan pengaruhnya di Asia Pasifik, sementara di blok lain China sedang bangkit dengan politik dan ekonomi,” jelas Iskandar Ali.
Disampaikannya, Indonesia sebagai bangsa yang berdaulat sejak dulu harus mempunyai komitmen yang kuat untuk berdiri di atas kaki sendiri dan memainkan politik bebas aktif seperti cita-cita pendahulu.
“Hal ini perlu terus di edukasi agar generasi Indonesia kedepan tidak terkejut menghadapi. Kalau generasi kita siap secara kapasitas kemanusiaan, maka bangsa Indonesia bisa bertahan,” ujarnya.
Untuk meningkatkan peran ISBI dalam mempererat persatuan dan kesatuan, Iskandar Ali mengatakan telah mengajak penggiat seni di Majelis Adat Aceh (MAA) Aceh Besar, dalam waktu dekat akan menggelar Festival Kesenian Aceh,
“Kami akan menggadeng ISBI Aceh dalam Festival Kesenian Aceh, yang nantinya kita adakan lomba buat syair, seumapa dan seni tutur lainnya, sebagai upaya melestarikan seni warisan endatu Aceh Besar khususnya,” kata Iskandar Ali.
Selain Iskandar Ali, kuliah umum juga disi Said Fadhil, S.IP, MM, Kabid Kajian Hukum Administrasi Negara Puslatbang dan KHAN (P3KHAN) Lan RI Aceh Besar.
Kegiatan dihadiri para Pimpinan Rektorat, dosen dan mahasiswa ISBI serta beberapa peserta dari luar.
Pada kuliah umum ini, Iskandar Ali juga berinteraksi langsung dengan para mahasiswa sambil berbagi hadiah, bagi yang mampu menjawab arti komunikasi simbolik masyarakat Aceh.
“Siapa yang tahu arti komunikasi simbolik mengenakan “kopiah miring” yang sering dilakukan para pahlawan dan tokoh Aceh dimasa lampau?” tanya Iskandar Ali di sesi akhir kuliah umumnya.(***)