Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Kepala BI Aceh : Tingkat Kemiskinan di Aceh Mengalami Penurunan dan Pertumbuhan Ekonomi Tumbuh Positif

Rabu, 27 Oktober 2021 | 12.59 WIB Last Updated 2021-12-13T18:24:53Z

Banda Aceh - Tingkat kemiskinan di Provinsi Aceh mengalami penurunan setelah sempat meningkat pada semester II Tahun 2020. Tingkat kemiskinan mengalami penurunan pada semester I 2021 menjadi 15,33%.

Sementara itu tingkat pengangguran juga berada dalam tren perbaikan setelah pada semester II 2020 meningkat. Pada semester I 2021, tingkat pengangguran di Aceh sebesar 6,30% dan menduduki peringkat ke-3 tingkat pengangguran tertinggi di Sumatera. Hal tersebut disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Aceh, Achris Sarwani dalam kegiatan pembukaan Pelatihan Jurnalis Ekonomi Bisnis, di Sabang, Selasa (26/10).

Ia menambahkan berdasarkan Survey konsumen BI, Keyakinan Konsumen Mulai Tumbuh Seiring Dengan Penurunan Kasus COVID-19. Survei Konsumen Bank Indonesia Provinsi Aceh pada Oktober 2021 mengindikasikan perbaikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini.

"Hal tersebut seiring dengan menurunnya kasus Covid-19 di Aceh ditandai dengan Kota Banda Aceh telah meninggalkan Zona Merah. Terlihat bahwa Ekspektasi Konsumen (IEK) juga mengalami perbaikan."ujarnya.

Achris mengatakan, Lapangan Usaha Sumber Pertumbuhan Ekonomi Ekspor LN Triwulan II 2021 Provinsi Aceh mengalami penurunan secara qtq, namun tumbuh jika dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya (yoy). Penurunan secara qtq terjadi pada seluruh komoditas utama (batubara, kopi dan pinang), sedangkan secara yoy semua komoditas utama tumbuh dibandingkan triwulan II 2020.

"Kecilnya jumlah industri menengah-besar di Aceh, menjadikan keberadaannya belum memberikan kontribusi optimal bagi perekonomian daerah. Di sisi lain, potensi sumber daya yang melimpah seharusnya menjadi faktor pendukung berkembangnya sektor industri pengolahan di Aceh karena ketersediaan bahan baku." terangnya.

Achris menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Aceh tumbuh positif, meski di bawah pertumbuhan ekonomi Sumatera dan Nasional. Perekonomian Aceh berdasarkan lapangan usaha masih didominasi oleh lapangan usaha pertanian dan perdagangan. Di sisi pengeluaran, konsumsi RT, investasi dan konsumsi pemerintah mendominasi Aggregate Demand.

"Inflasi Aceh menunjukkan tren penurunan. Pada kurun waktu 2018-2019 inflasi berada di bawah nasional. Komoditas bahan makanan masih menjadi penyumbang utama inflasi di Aceh, yang diantaranya adalah komoditas ikan tongkol, cabai merah, cumi-cumi, dan bawang merah." ujar Achris Sarwani.

Achris juga menjelaskan terutama di Aceh memiliki kegiatan kearifan lokal yaitu kenduri Maulid yang berlangsung sampai 3 bulan tentu ini akan menjadi salah satu penyebab inflasi, sebab kebutuhan bahan baku banyak didatangkan dari luar daerah daripada memproduksi sendiri. Tetapi kami bersama tim pengendali inflasi BI Aceh telah melakukan pembinaan kepada petani cabe merah dan bawang merah sehingga bisa meminimalisir penyebab Inflasi.

Dalam kesempatan itu Achris Sarwani mengatakan peran pers itu penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi serta memberikan persepsi positif dan mengumpulkan opini membangun. Mendukung Pertumbuhan Ekonomi dan Pengendalian Inflasi, Media mampu mendukung persepsi pelaku ekonomi sehingga dapat mempengaruhi aktivitas ekonomi.

"Saya berharap jurnalis ini bisa membantu mendorong perekonomian di daerahnya masing-masing dengan pemberitaan positif yang bersifat membangun. Kami juga berharap agar komunikasi antara BI dan jurnalis yang ada tetap terjalin dengan baik," ujarnya.

Dirinya memandang bahwa kegiatan ini merupakan pertemuan yang strategis dalam menjembatani komunikasi kebijakan-kebijakan Bank Indonesia dan kondisi perekonomian terkini kepada masyarakat dengan baik.(Red)

News

Kabar Aceh

×
Berita Terbaru Update