Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

BRA Siapkan 3.575 Hektare Lahan Pertanian Untuk Eks Kombatan GAM

Minggu, 22 Agustus 2021 | 16.01 WIB Last Updated 2021-08-22T09:01:55Z
Banda Aceh - Pemerintah Aceh Melalui Badan Reintegrasi Aceh (BRA) telah melaksanakan sertifikasi Lahan pertanian seluas 3.575 hektar untuk di berikan kepada eks kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan korban konflik Aceh.

"Kita menyiapkan lahan pertanian mulai dari 2019 sampai 2021 ini, yang sudah kita sertifikasi 3.575 hektar lahan, ini sesuai dengan butir-butir MOU Helsinki," kata kepala BRA Fakhrurrazi Yusuf, di Banda Aceh, Minggu (15/8/2021).

Perihal ini disampaikan Fakhrurrazi Yusuf pada acara peringatan Hari Damai Aceh atau MOU Helsinki ke 16 tahun antara pemerintah RI dan GAM yang terjadi 15 Agustus 2005 lalu di Finladia.

Fakhrurrazi menyampaikan, lahan pertanian tersebut diberikan kepada para kombatan GAM, tahanan politik dan narapidana politik (Tapol/Napol) dan masyarakat yang terkena Imbas konflik Aceh masa lalu.

Dirinya menyebutkan 3.575 hektar Lahan pertanian itu tersebar beberapa wilayah yakni kabupaten Aceh utara, Aceh timur dan Pidie jaya, dan ini akan terus bertambah.

"Terus bertambah, dan setelah peringatan hari Damai Aceh ini, juga akan ada penyerahan lahan pertanian dari Bupati Nagan raya seluas 1.000 hektar untuk mantan kombatan," Ujarnya.

Sejauh ini, kata Fakhrurrazi, Gubernur Aceh juga sudah menyurati Bupati/Walikota se Aceh untuk segera menyelesaikan poin-poin dalam MOU Helsinki termasuk lahan pertanian tersebut, karena lahan itu hanya ada di kabupaten/kota.

Selain itu, lanjut Fakhrurrazi, berkat bantuan dari DPR Aceh, tahun ini juga memberikan bantuan sosial kepada 463 mantan kombatan, tapol/napol dan masyarakat imbas konflik.

"Alhamdullah tinggal beberapa orang lagi yang belum di serahkan bantuan, karena masih menunggu surat keputusan Gubernur Aceh," kata Fakhrurrazi.

Dalam kesempatan hari damai Aceh ke 16 yang bertajuk bingkai perdamaian dunia ini, Fakhrurrazi juga mengatakan bahwa banyak negara di dunia, khususnya Asia tenggara yang menjadikan referensi MOU Helsinki sebagai tolak ukur mereka berdamai.

Dirinya juga berharap, sejarah konflik dan perdamaian Aceh ini dapat disosialisasikan kepada generasi Aceh, sehingga apa yang pernah terjadi tidak dilupakan.

"Jangan ada konflik lagi, kami di BRA siap melaksanakan tugas reintegrasi, sehingga semua proses perdamaian ini dapat terselesaikan," demikian Fakhrurrazi.

Sumber : dailymailindonesia.net

News

Kabar Aceh

×
Berita Terbaru Update