Banda Aceh - Berbagai upaya untuk mencegah bahkan menurunkan angka penyebaran Covid-19 telah bersama-sama dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat. Baik dengan cara pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat hingga upaya peningkatan kesadaran masyarakat akan kebersihan dan kesehatan diri.
"Berbagai upaya tersebut tentunya tidak serta merta membuahkan hasil 100% dan berlangsung tanpa dampak. Banyak hal yang mau tak mau harus menerima dampak cukup besar akibat berbagai upaya untuk menekan penyebaran Covid-19. Contoh nyata yang saat ini bisa dilihat adalah betapa besarnya dampak Covid-19 terhadap perekonomian." Hal tersebut disampaikan Achris Sarwani Kepala Perwakilan BI Provinsi Aceh, dalam acara pembukaan Vaksinasi Covid-19 Sektor Jasa Keuangan Provinsi Aceh, di Gedung Banda Aceh Convention Hall, Banda Aceh, Senin (26/7).
Achris menjelaskan, Kasus Covid di Aceh secara akumulatif, kasus Covid-19 di Aceh telah mencapai 21.718 orang, dengan 4.355 orang di antaranya masih dalam perawatan di Rumah Sakit. Sedangkan jumlah penyintas Covid-19 di Aceh saat ini mencapai 16.422 orang dan jumlah meninggal dunia sebanyak 941. Adapun kasus baru per tanggal 25 Juli 2021 terkonfirmasi sebanyak 200 orang. Data tersebut kami peroleh dari Satgas Penanganan Covid-19 Aceh tanggal 25 Juli 2021.
"Dengan adanya penambahan kasus baru tersebut, kondisi penyebaran Covid-19 di Aceh belum dapat dikatakan baik. Oleh karena itu, perlu upaya maksimal dari seluruh elemen pemerintah dan masyarakat." ujarnya.
Ia menambahkan, sebagai gambaran dampak Covid-19 terhadap Perekonomian Aceh, pada Triwulan I 2021 pertumbuhan ekonomi di Aceh menunjukkan tren penurunan dibandingkan triwulan IV 2020. Selain itu, jumlah uang tunai yang keluar dari Bank Indonesia (outflow) di Provinsi Aceh pada triwulan I 2021 juga menunjukkan penurunan sebesar -65,63% secara yoy. Nominal transaksi menggunakan kartu kredit pada triwulan I 2021 menunjukkan penurunan sebesar -18,58% secara yoy, sedangkan nominal transaksi menggunakan kartu debit pada triwulan I 2021 menunjukkan penurunan sebesar -16,95% secara yoy.
"Bank Indonesia sebagai otoritas dalam sistem pembayaran telah melakukan berbagai upaya untuk menekan penyebaran Covid-19 melalui berbagai kegiatan seperti Kampanye penggunaan transaksi non tunai, Kampanye Ekonomi, dan Keuangan Digital, perluasan implementasi QRIS, pembentukan TP2DD, dan mendorong elektronifikasi transaksi pemda. Upaya peningkatan transaksi non tunai ini terbukti dapat diterima masyarakat melalui data nominal transaksi uang elektronik yang menunjukkan kenaikan pada triwulan I 2021 sebesar 60,07% dibandingkan triwulan IV 2020." terangnya.
Achris melanjutkan, selain itu, Bank Indonesia juga turut berkontribusi pada sektor riil melalui pengembangan UMKM, penyaluran Program Sosial Bank Indonesia, dan salah satu bentuk nyata program tersebut adalah kegiatan vaksinasi pada kesempatan ini.
"Untuk memaksimalkan berbagai upaya tersebut, tentu kami memerlukan kerjasama dengan instansi dan lembaga lainnya seperti OJK, Kementerian Keuangan, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kota/Kab, dan dinas-dinas terkait seperti Dinas Kesehatan dan lain sebagainya." tegasnya.
Vaksinasi kepada pelaku Sektor Jasa Keuangan dan Masyarakat Umum ini kami harapkan dapat diikuti oleh sekitar 5.000 peserta dalam 5 (lima) hari waktu pelaksanaan ini, mulai dari tanggal 26 s.d. 30 Juli 2021.
Achris mengatakan, Untuk menarik minat masyarakat melakukan vaksinasi, kami menyediakan sejumlah suvenir bagi peserta vaksinasi yang beruntung.
"Kami berharap masyarakat dapat melakukan vaksinasi pada kesempatan ini dengan rasa aman, nyaman, dan tentunya vaksin yang diberikan halal dan baik bagi kesehatan kita. Semoga Vaksinasi kepada Sektor Jasa Keuangan ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua dan pada akhirnya pandemi Covid-19 dapat segera berakhir dan ekonomi segera pulih." harapnya.(Red)