Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Dorong Kemajuan Ekonomi Daerah, Kepala BI Aceh dan Bupati Abdya, Bahas Integrated Farming

Minggu, 20 Juni 2021 | 23.37 WIB Last Updated 2021-12-13T18:24:53Z
Aceh Barat Daya - Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Aceh, Achris Sarwani memperkenalkan konsep integrated farming untuk mendorong kemajuan ekonomi daerah dalam kunjungan kerjanya di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) yang dikenal sebagai penghasil kelapa sawit ini. Sabtu (19/21).

Kunjungan Achris Sarwani disambut oleh Bupati Abdya Akmal Ibrahim, Wakil
Bupati Abdya Muslizar, Sekda Abdya, Thamrin, beserta jajaran Kepala Dinas terkait di
lingkungan Pemerintah Kabupaten Abdya. Kegiatan tersebut turut dihadiri Direktur Operasional Bank Aceh Lazuardi dan Kepala Bank Aceh Cabang Blangpidie Samsul Bahri.

Achris Sarwani memperkenalkan konsep integrated farming yang merupakan bentuk
pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pemanfaatan biaya modal yang rendah, namun bisa memberikan hasil lebih dari dua kali lipat dan mengajak masyarakat agar mengadopsi kegiatan penguatan ekonomi ini dengan menggerakkan sektor pertanian yang ramah lingkungan dalam diskusi yang dipandu oleh Staf Ahli Bupati Abdya, Muslim.

Achris Sarwani mencontohkan melalui penerapan teknologi yang sedang disupport oleh BI ini, petani cukup memiliki 3 ekor sapi untuk menghasilkan 1 Ha pa di dengan tingkat produktivitas maksimal mencapai 20 ton per Ha. Kotoran sapi dapat dikonversi menjadi pupuk organik yang mampu memperbaiki struktur dan hara tanah, selanjutnya jerami padi yang selama ini dianggap sebagai limbah pertanian dapat digunakan sebagai bahan pakan untuk ternak selama proses
produksi.

Pada kesempatan tersebut, turut serta konsultan ahli Bank Indonesia, Dr.Ir.Nugroho yang memberikan pemaparan teknis dan menjelaskan bahwa pihak Bank Indonesia Aceh telah memperkenalkan formula cairan pengubah kotoran hewan menjadi pupuk organik dalam waktu yang lebih cepat. Formula dekomposer organik yang diberi nama Microbachter Alfaafa (MA-11) tersebut telah digunakan di 32 provinsi di Indonesia dan saat ini di Provinsi Aceh sedang dikembangkan di mini lab SMKPP Negeri Saree, Aceh Besar yang teritegrasi dengan integrated farming disekolah tersebut sejak awal tahun 2021 dengan hasil memuaskan.

Menanggapi hal tersebut, Bupati Abdya, Akmal Ibrahim merasa antusias menyambut teknologi
pertanian terpadu berbasis pelestarian lingkungan ini. Menurut Akmal Ibrahim, konsep
memadukan lahan peternakan atau perikanan dengan lahan pertanian secara konvensional telah banyak diterapkan masyarakat. 

Ia mencontohkan masyarakat yang menggembala ternaknya di areal padi atau pun kelapa sawit serta potensi peningkatan produksi tambak udang vaname di Kabupaten Abdya. Selain hewan ternaknya sehat-sehat, lahan padi atau sawit semakin subur dengan produktivitas yang semakin meningkat. Apalagi jika kita bisa memanfaatkan teknologi yang
ditawarkan Bank Indonesia Aceh ini akan sangat membantu pada petani maupun peternak.

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa dalam beberapa pekan terakhir, masyarakat dari delapan desa di Abdya mengeluhkan munculnya kawanan lalat yang menyerang permukiman mereka.Penyebab banyaknya kawanan lalat tersebut diduga berasal dari tempat usaha peternakan ayam berupa tujuh buah kandang milik sebuah perusahaan yang dekat permukiman warga.Tidak hanya kotoran sapi, kotoran ayam pundapat dikonversi menjadi pupuk organik untuk tanaman jagung dan limbah pertanian dapat digunakan sebagai bahan pakan ayam.

Diakhir pertemuan tersebut, Achris Sarwani memberikan 1 paket MA-11 (10liter), handsprayer dan hara meter kepada Bupati Abdya sebagai bentuk perkenalan dalam rangka ujicoba penggunaan super dekomposer MA-11 dilahan pertanian maupun perkebunan bagi masyarakat Abdya.

News

Kabar Aceh

×
Berita Terbaru Update