Banda Aceh – Pemerintah Aceh melalui Juru Bicara Muhammad MTA mengeluarkan klarifikasi resmi terkait kondisi pemulihan listrik pasca-bencana, membantah pernyataan Menteri ESDM Bahlil yang menyebutkan listrik Aceh sudah 93% menyala pada Minggu malam. Klarifikasi ini disampaikan untuk menjaga kondusivitas masyarakat dan menghindari potensi resistensi terhadap petugas PLN di lapangan.
Juru Bicara Pemerintah Aceh, Muhammad MTA, menyatakan bahwa klaim tersebut tidak sesuai dengan data terbaru di lapangan.
"Kami memandang perlu melakukan klarifikasi untuk kondusivitas masyarakat, karena banyak masyarakat merasa kecewa dan berpotensi resisten bagi tenaga PLN di lapangan," ujar Muhammad MTA.
Data Pemulihan Listrik Aceh Terkini. Berdasarkan update dari berbagai pertemuan, Pemerintah Aceh menyampaikan persentase pemulihan suplai listrik untuk jaringan menengah di seluruh Aceh per saat ini baru mencapai 60 hingga 70 persen.
Secara spesifik, kondisi pemulihan di beberapa wilayah adalah sebagai berikut:
- Banda Aceh: Baru mencapai 35-40 persen menyala. Namun, pemulihan Banda Aceh berpotensi mencapai 100 persen apabila suplai Tegangan Tinggi dari Arun selesai tersambung hari ini atau besok, mengingat jaringan tegangan rendah di masyarakat nyaris tidak bermasalah.
- Lhokseumawe: Sekitar 75 persen menyala.
- Aceh Tamiang, Aceh Utara, dan Aceh Timur: Daerah-daerah ini mengalami kerusakan jaringan arus menengah terparah, sehingga persentase penyalaannya masih di bawah 40 persen.
- Barat Selatan: Secara keseluruhan mencapai 70-80 persen.
Permintaan Berhati-hati dalam Pernyataan Publik
Pemerintah Aceh berharap agar kekeliruan data yang disampaikan oleh Menteri ESDM tersebut tidak berujung pada kekecewaan masyarakat yang berdampak pada keselamatan petugas PLN.
"Petugas PLN di lapangan yang didatangkan hampir 1.000 petugas oleh PLN Pusat ini sedang bekerja ekstra dalam upaya pemulihan listrik untuk segenap masyarakat Aceh," jelas Muhammad MTA.
Pemerintah Aceh menekankan pentingnya semua pihak untuk sangat berhati-hati dalam menyampaikan pernyataan terkait kebijakan publik di tengah situasi bencana. Pernyataan yang keliru dapat berpengaruh besar terhadap psikologi masyarakat korban dan kepercayaan (trust) terhadap pemerintahan. "Cintailah Aceh. Terima kasih," tutup Juru Bicara Pemerintah Aceh.