Banda Aceh - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Aceh, menggelar Aceh Economic Forum (AEF) 2025 sebagai sarana diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi (LPP) KPwBI Provinsi Aceh November 2024, di Ballroom Hotel The Pade, Aceh Besar, Kamis (16/1).
Dalam kata sambutannya Kepala Bank Indonesia Perwakilan Aceh, Rony Widijarto, mengajak semua pihak untuk mewujudkan agar industri hilirisasi pertanian bisa digencarkan di Aceh.
"Pertumbuhan ekonomi dan stabilitas inflasi suatu daerah sangat berkaitan dengan tingkat kesejahteraan seperti angka kemiskinan dan pengangguran." ujarnya.
Rony menyampaikan, pertanian menjadi sektor paling besar yang berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi Aceh.
Oleh sebab itu, seluruh pemangku kebijakan di Aceh perlu melakukan upaya yang dapat meningkatkan produksi dan nilai tambah dari pertanian di Aceh.
“Digitalisasi dan mekanisasi menjadi salah satu cara untuk meningkatkan produksi pertanian,” kata Rony.
Begitupun dengan pengolahan, Rony menyebut selama ini sebagian besar produk pertanian Aceh masih diolah ke Sumut.
“Dengan kondisi lahan yang luas, Aceh masih memiliki ruang untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Digitalisasi dan mekanisasi menjadi salah satu cara yang bisa ditempuh,” jelasnya.
Rony optimis, jika hilirisasi dan peningkatan produksi pertanian di Aceh berjalan dengan baik, maka dampaknya akan terasa pada pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan dan terus meningkat
“Kami mengajak seluruh pemangku kebijakan di Aceh untuk bersinergi dan mewujudkan industri hilirisasi pertanian yang kuat di daerah ini,” pungkasnya.
Kegiatan tersebut dilanjut dengan sesi diskusi strategi efektif penurunan tingkat kemiskinan melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas inflasi melalui diskusi Aceh Bicara dengan narasumber Prof. Dr. Ir. Bustanul Arifin, M.Sc Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian Universitas Negeri Lampung, Safuadi, S.T., M.Sc., Ph.D Kepala DJBC Aceh, Dr. Ahmadriswan, S.Si, M.T Kepala BPS Aceh, Dr Aliasuddin S.E, M.Si Ketua ISEI Banda Aceh.