Banda Aceh - PT Pembangunan Aceh (PEMA) menggelar seminar UMKM sekaligus launching program Rangkai Angkat UMKM untuk Pembangunan Nanggroe (Rampagoe). Kegiatan itu berlangsung di Anjong Mon Mata, Banda Aceh, Kamis (20/7/2023).
Kegiatan itu dihadiri oleh Pj Gubernur Aceh, Achmad Marzuki, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Aceh, Rony Widijarto, Direktur Utama Bank Aceh Syariah (BAS), Muhammad Syah, dan Plt Direktur Utama BPRS Mustaqim Aceh, Raisul Mukhlis.
Direktur Utama (Dirut) PT PEMA, Ali Mulyagusdin mengatakan bahwa seminar dan peluncuran program Rampagoe ini sebagai upaya pemerintah melalui PT PEMA komitmen dalam meningkatkan ekonomi UMKM di Aceh.
“UMKM tentunya memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian. Kita bisa melihat bagaimana lesunya ekonomi Indonesia saat kita menghadapi Covid-19,” kata Ali dalam sambutannya.
Ali menjelaskan, bahwa tugas PT PEMA yakni terkait apa saha pengembangan usaha komersialisasi dan tujuan-tujuan bisnis lainnya. “Itu adalah tugas kami dalam ekosistem bisnis bersama-sama swasta, umkm, dan koperasi yang ada di Aceh,” katanya.
Ali menyampaikan, bahwa PT PEMA juga akan mencoba untuk membuka pasar dan punya serta memiliki ruang lingkup anak-anak usaha dari PT PEMA ini.
“Karena kita beberapa kali masukan dari Pak Pj Gubernur Aceh untuk memberikan sebesar-besarnya pintu kepada UMKM untuk terlibat dalam lantai bisnis PT PEMA,” jelasnya.
Meski demikian, kata Ali, ada hal-hal yang perlu dipahami oleh semua pihak, yakni membina kepastian daripada kapasitas produksi serta kualitas UMKM itu sendiri.
Ia menuturkan, tujuan lain dari launching program Rampagoe ini adalah untuk membangkitkan dan mendampigi ekonomi UMKM di Tanah Rencong.
“Tujuan tentunya membangkitkan dan mendampingi umkm tentunya mendampingi perekonomian rakyat mendasar di sebuah daerah,” ujar Ali.
Sementara itu, Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki, menyebut bahwa keberanian pengusaha dan UMKM agar meningkatkan ekonomi harus didukung oleh semua pihak.
Ia menyampaikan, bahwa beberapa waktu laku dirinya baru saja meluncurlan ekspor 10 ton ikan ke Arab Saudi dari Aceh. Hal ini dinilai bisa dilakukan oleh pengusaha di Tanah Rencong.
“Kemarin kita launching karena didukung oleh pengusaha Aceh yang berani dengan izin dari tahun lalu belum selesai dia meluncurkan ekspor ikan, itu hebat. Keberanian itu tentunya harus didukung oleh pemerintah kita,” jelasnya.
Menurutnya, disamping bantuan UMKM, masyarakat juga bisa mendapatkan KUR yang disalurkan oleh BAS. Ia menekankan bahwa dana tersebut harus sampai ke masyarakat.
“Pinjaman online (Pinjol) yang dilakukan masyarakat Aceh tahun lalu jangan kalah gesit dengan pinjol. Pinjol dia enggak ada agunan-agunan, dia main ancam-ancam saja itu. Kalau Bank Aceh ada agunan, bagaimana ketentuannya sesuai peraturan,” katanya.(*)