Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

UMKM Tangguh Bank Aceh Menggali Potensi Teripang di Raseuki Laot

Rabu, 16 November 2022 | 14.43 WIB Last Updated 2022-11-16T07:43:25Z
Kota Sabang – Aceh memiliki banyak sumber daya alam. Perlu kejelian untuk memulai usaha yang memanfaatkan bahan baku lokal.

Salah satunya Asnawi yang sedang memperhatikan seekor teripang laut yang baru saja diangkat dari panggangan, karena perlu memastikan hewan yang mendiami lantai laut itu benar-benar kering, sebelum dikirimkan ke Banda Aceh dan Medan, Sumatera Utara. “Alhamdulillah, pasokan teripang masih lancar. Sehingga tidak mengganggu proses produksi,” kata Asnawi, Pemilik Usaha Raseuki Laot, Minggu (6/11/2022).

Usaha ini beralamat di Kelurahan Ujong Sikondo, Kecamatan Suka Karya, Kota Sabang. Ia telah memulai usaha ini sejak 12 tahun silam, untuk mendapatkan dukungan dari nelayan lokal untuk memasok teripang ke tempat usahanya, kemudian disematkan tempat usahanya dengan nama “Raseuki Laot”.

Asnawi adalah salah satu penerima pembiayaan berakad murabahah modal kerja dari Bank Aceh. Dengan dana yang di bantu oleh Bank Aceh Asnawi mengembangkan usaha yang dirintisnya itu dengan mempekerjakan warga lokal, bantuan itu juga membuat Asnawi dapat mengembangkan usahanya. Selain jumlah teripang yang ditampung lebih banyak, dia juga menerima nelayan yang menjual gurita dan lobster.

Untuk saat ini, rata-rata perolehan teripang mencapai 70-200 Kg/per bulan.”tetapi hasil tangkapan sangat bergantung dengan kondisi cuaca,” ujarnya seraya menyebutkan harga teripang sangat ditentukan oleh jenisnya dengan estimasi Rp 50 ribu-2 juta per Kg.

Asnawi mengatakan, penangkapan teripang dilakukan secara manual dengan kisaran kedalaman 50 centimeter hingga 10 meter,  Saat inii saya juga sedang melakukan budidaya teripang pasir agar kapasitas produksi lebih terjamin. “Bibit kami peroleh dari Bali. Karena jenis ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

Kita harus jeli dan harus memahami bagaimana selera pasar, memang teripang memang bukan makanan lazim yang dikonsumsi masyarakat, terutama di Aceh, karena masih kalah populer dari gurita yang menjadi sajian khas Kota Sabang saat diolah menjadi sate atau dicampur dengan makanan lain, jelasnya.

“Namun berbeda di luar Aceh. Makanan ini bahkan tergolong mewah karena disajikan secara premium di restoran-restoran besar seperti di Jakarta atau Medan, terutama bagi masyarakat Tionghoa, teripang laut menjadi sajian khas untuk memperingati Imlek, tentu budaya ini sudah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.”

Ketika melihat bentuknya, beberapa orang mungkin akan merasa geli dengan teripang. Kendati demikian, terlepas dari bentuknya yang dapat membuat sebagian orang bergidik, teripang merupakan salah satu komoditas hasil laut yang bernilai ekonomis tinggi, ungkapnya.

Kalau dilihat diberbagai referensi, teripang merupakan komoditas laut yang banyak dicari karena memiliki khasiat yang dipercaya dapat memelihara kesehatan, serta menurut hasil penelitian menunjukkan, dalam tubuh teripang mengandung serat kolagen yang tinggi, yang dapat mempercepat penyembuhan luka. Selain itu, teripang juga dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk mengobati kerusakan pada sistem kerja ginjal, organ reproduksi, dan saluran pencernaan, tambah Asnawi.

Rasanya yang asin dan hangat di tubuh, menjadikan teripang juga kerap dikonsumsi untuk mengobati gejala lemah karena proses penyembuhan setelah sakit atau lemah fisik karena usia yang menua, teripang menjadi istimewa karena sulit didapat, Tentunya dalam proses penyajiannya juga membutuhkan waktu lama. Saat mengunyah teripang, tekstur dan rasa mengingatkan kita pada kikil sapi dan sepintas seperti kerang, tuturnya.

Asnawi melanjutkan bahwa meskipun terlihat aneh, teripang berbeda dari kepiting, udang atau kerang. Teripang juga mengandung protein tinggi menjadikan panganan ini sarat manfaat. “Ada juga yang menggunakannya sebagai bahan kosmetik,”

Lewat usaha ini, Asnawi telah memberikan warna dalam geliat Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Sabang. Dia mengaku sangat terbantu dengan tambahan modal yang disalurkan oleh Bank Aceh.

Dia berharap muncul UMKM-UMKM lain dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di Aceh. “Keberadaan Bank Aceh benar-benar kami rasakan dalam mendorong aktivitas bisnis kami,” pungkasnya.

Saat ini, tambahnya, Dinas Perikanan Kota Sabang dan Bea Cukai juga sudah memberikan dukungan dalam rangka kajian peluang ekspor terhadap teripang miliknya, tutup Asnawi.

News

Kabar Aceh

×
Berita Terbaru Update