Ketua Badan BMA, Prof Nazaruddin A Wahid MA mengatakan bantuan ini merupakan bentuk kepedulian pemerintah Aceh dalam hal ini melalui Baitul Mal Aceh kepada para korban. Untuk tahap pertama total anggaran yang bersumber dari dana zakat tersebut sebesar Rp113 juta untuk 28 penerima.
“Sebelum bantuan ini kita salurkan, tentu kita sudah melakukan proses verifikasi terlebih dahulu. Kami turunkan tim untuk melihat kalayakan menerima bantuan. Sementara untuk data kita koordinasi dengan dinas terkait seperti Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Aceh dan kabupaten/kota,” ungkap Prof Nazaruddin, Kamis (2/9/2021).
Prof Nazar menambahkan, setiap bantuan yang diterima oleh mustahik berbeda-beda nominalnya sesuai kebutuhan dan berat atau ringannya kasus yang dialami. Itulah alasannya mengapa sebelum dilakukan penyaluran sudah terlebih dahulu dipelajari oleh tim survei yang turun lansgung ke lapangan untuk menjumpai para mustahik.
“Bantuan yang diberikan berupa uang tunai dari senif miskin ini besarannya beda-beda, mulai dari Rp2 juta hingga maksimal Rp8 juta, tergantung kesulitan kasus yang dialami oleh para korban,” ujar mantan Dekan Fakultas Syariah UIN Ar-Raniry itu.
Sementara itu, Kepala Sekretariat BMA, Rahmad Raden mengatakan, selain bantuan dana yang diberikan akan ada tindak lanjut dari hasil rekomendasi para amil verifikator selama turun ke lapangan. Beberapa korban perlu diberikan bantuan biaya pendidikan untuk anak-anaknya atau pemberdayaan ekonomi pihak keluarga. Dengan bantuan tersebut diharapkan dapat memutus mata rantai kemiskinan.
“Kita berharap dengan bantuan tahap pertama ini dapat meringankan beban mereka serta menjadi pelipur lara bagi mereka yang sedang ditimpa kemalangan ini.” Imbuhnya.
Terakhir, Rahmad dan Prof Nazaruddin tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada para muzaki yang telah memercayakan zakatnya melalui Baitul Mal Aceh. Ia mendoakan agar para muzaki diberikan keberkahan dalam rezekinya dan dimudahkan segala urusan.[adv]
